Design Philosophy

mangkunegaran

Surakarta, atau Solo adalah sebuah kota dengan nilai nilai seni, adat dan budaya yang dijunjung tinggi.Masyarakatnya yang majemuk tidak menjadi halangan dalam menjaga adat istiadat warisan leluhur.Sebagai kota budaya, Solo memiliki banyak karya seni yang dapat kita nikmati hampir di seluruh pojok kota, dari pasar, alun alun, jalan raya, terminal, halte, bandara, hingga ke moda transportasi bus dan kereta kita dapat menemukan serpihan serpihan karya seni asli Solo.

Spirit of Java, bukanlah sekedar slogan, namun Solo benar benar menjadi jiwa bagi masyarakatnya dan warga negera Indonesia pada umumnya.Bagi Anda yang tinggal di Jakarta, atau kota besar lainya di jawa seperti Bandung.Tak jarang kita dengar saat suasana mudik bahwa warga yang akan pulang ke Solo atau kampung halamanya di seputaran Kota Solo mengatakan “Balik Njowo” atau “Pulang ke Jawa” padahal pada hakekatnya Jakarta atau Bandung itu masih di Pulau Jawa, tapi mereka tidak merasa di Jawa sebelum pulang ke Solo.

Batik Trans Solo

Solo adalah warisan budaya, Keraton Surakarta Hadiningrat (Kasunanan dan Mangkunegaran) adalah simbol agung dari budaya leluhur tersebut.Makna filosofi yang tertuang dalam simbol simbol buadaya itu memiliki arti bagi siapa saja yang mau belajar kearifan lokal Kota Solo.

Raja Lampu sebagai home industri yang hanya berjarak 20 Menit dari pusat kebudayaan Kota Solo turut merasa menjadi bagian dari simbol simbol keagungan budaya tersebut.Setiap desain memiliki makna dan legenda yang penuh dengan filosofi kebijaksanaan dan tatanan kehidupan.Bentuk bentuk ukiran dan warna budaya Keraton Surakarta Hadiningrat yang khas tertuang dalam konsep desain dan produk Raja Lampu.Jiwa seni yang terpaku dalam diri seniman seniman kami tidak dapat dikalahkan oleh para plagiat yang tidak mampu memaknai nilai desain dan budaya Kota Solo.

surya

Sekilas bentuk dan model tiang lampu seperti sama, namun ciri khas detail seni ukir dalam desain tiang lampu dapat dijadikan pembeda produk Raja Lampu dengan produk lainnya.Setiap ukiran memiliki filosofi tersendiri yang mampu memberikan aura dan watak elegan khas keraton.

Motif Surakarta ini mempunyai bentuk ukiran daun yang melengkung berirama seperti simbol yang terdapat pada masyarakatnya yaitu masyarakat yang ramah, bersahabat dan menghormati orang lain. Di samping itu, bentuk motif ini menggambarkan tipikal masyarakatnya terutama untuk wanita yaitu digambarkan dengan lengkungan yang lemah gemulai dengan dipenuhi kesantunan wataknya.

kampung-batik-laweyan1
Bentuk ukiran daun motif Surakarta ini diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung. Berarti dapat dimasukkan dalam kategori motif ukiran yang mempunyai bentuk stilasi daun campuran. Campuran maksudnya adalah stilasi daun yang ada di motif Surakarta merupakan hasil perpaduan antara bentuk cekung dan cembung. Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus dan lemah gemulai, sehingga ukiran daun pada motif ini pun kelihatan indah harmonis beserta simbol-simbol budaya yang menyertainya.

Jalan-Malioboro-Liburan-backpacker-ke-Jogja

Leave a comment